Skip to main content

Posts

cara menjiplak website orang lain

Ketika anda hendak menulis artikel, atau bahkan ketika anda hendak membangun sebuah blog/website baru, tentunya anda perlu untuk merancang desain style dari website/blog tersebut. Dan cara termudah untuk melakukannya adalah dengan melihat-lihat website/blog orang lain untuk mendapatkan ide atau inspirasi. Dari situ, terkadang kita bisa bertanya-tanya, "wow, pingin niru bagian ini ah", atau "block quote blog ini keren nich, gimana cara nirunya ya?" Artikel ini akan mencoba menjelaskan kepada anda Cara Meniru Tampilan Website Atau Blog Orang Lain Dengan Mudah. Perlu diketahui, bahwa semua style dan desain web terletak pada CSS. Dan jika anda melakukan pencarian search engine dengan kata kunci "cara meniru style blog orang", maka mungkin anda akan menemukan link seperti ini , atau ini . Saya telah berusaha membaca dan mencoba teknik-teknik dari website/blog tersebut, namun saya merasa hal itu kurang praktis dan hendak mencoba caara lain. Maka, saya pun menemu
Recent posts

cara reupload video youtube tanpa copyright

Kita pasti mengenal Youtube. Sebuah layanan web yang sensasional, yang bahkan dulu lebih populer ketimbang Google Videos, dan oleh karena itu, Google lantas membelinya. Youtube berisi konten video dari penggunanya. Dari itu saja, dia sudah sangat populer. Dan terkait segala sesuatu yang berbentuk digital, maka besar kemungkinan duplikasi video ataupun konten. Apalagi setelah layanan Adsense dimasukkan ke dalam youtube. Alhasil makin banyak duplikasi tersebut. Maka, youtube memasang fitur untuk mendeteksi duplikasi tersebut. Tujuannya mulia, yaitu memastikan si pemilik asli dan sah dari konten tersebut agar hak cipta nya tidak dipakai orang lain. Apalagi untuk dimonetisasi melalui adsense. Namun, yang namanya manusia, pasti selalu punya ide. Ada saja metode yang digunakan untuk mengakali sistem tersebut. Ada yang menggunakan : Video editing Video dibalik/flip Video dikecilkan sehingga tidak full frame Video dipotong di sana sini Audio editing Lagu diubah pitch nya Lagu dipotong di sana

Seracen oh Seracen

Seracen. Apakah itu? Akhir-akhir ini istilah Seracen menjadi populer. Rumornya, itu adalah kelompok penyebar kebencian di Indonesia. Polisi juga menengarai motivasi kelompok ini adalah mencari keuntungan finansial. "Dari laptop yang kita sita ada ada beberapa proposal dengan jumlah nominal pembuatan ujaran kebencian puluhan juta," menurut Pak Pudjo (Analis Kebijakan Madya Bidang Penmas Divhumas Polri Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono) di acara diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26 Agustus 2017). Menurut Pak Pudjo, nominalnya mencapai 20 hingga 72 juta rupiah per konten. Sementara itu, dalam diskusi yang sama, Anggota Komisi I DPR Sukamta mengatakan, pemerintah harus membuat aturan yang mengikat provider medsos dalam koridor hukum. Menurutnya, hal ini sebenarnya sudah diatur dalam Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Hanya saja, pemerintah hingga kini belum membuat aturan turunan yang mengatur lebih rinci mengenai pertanggungjawaban peru

BERTINDAK

Leadership is action, not position. Kepemimpinan adalah tindakan, bukan jabatan. Begitulah sebuah poster yang pernah saya terima dari seorang kawan yang bermukim di Surabaya. Dicetak di atas kertas warna putih dan merah ukuran 54 x 62 sentimeter, tulisannya dengan huruf serba besar dan warna kontras hitam dan putih. Wow! Kawan saya itu bukan politisi dan tidak dalam situasi memerlukan dukungan untuk menjadi pejabat publik. Ia seorang konsultan dan menangani perusahaan-perusahaan swasta dalam upaya meningkatkan kualitas produk dan layanan dalam arti luas. Ia tidak memiliki klien dari lingkungan pemerintah atau pun BUMN. Namun agaknya dia ikut geram menyaksikan para pemimpin negeri ini terlalu sering berwacana dan sangat kurang bertindak. “Isu soal kenaikan harga bahan bakar minyak bisa dijadikan contoh nyata. Begitu serunya perdebatan para pejabat publik, sehingga harga-harga sembako naik, sementara keputusan atau tindakan sang pemimpin tak kunjung jelas sampai berbulan-bulan. Rakyat ja

Dua Buah Ember

Dua buah ember di tepi sebuah perigi. Tak dapat dipastikan sudah berapa banyak air yang telah mengisi kedua ember itu. Namun selalu saja kedua ember tersebut pada akhirnya harus menjadi kosong, dan akan dibawa lagi ke tepi perigi ini untuk diisi air. ?Engkau nampak murung kurang bergembira hari ini. Apa gerangan yang telah menggerogoti bathinmu?? Tanya satu di antaranya kepada ember yang lain yang berada di sampingnya. ?Oh nasib...nasib!! Sungguh suatu pekerjaan yang sia-sia tanpa arti. Setiap hari saya selalu mengulangi pekerjaan yang sama, yakni datang ke perigi ini untuk diisi dengan air hingga penuh. Namun setelah itu saya akan menjadi kosong lagi dan harus datang lagi ke tempat ini. Sungguh membosankan!!? Keluh ember yang ditanya. ?Oh...begitu!!? Sahut ember yang pertama. ?Tapi aku tak pernah berpikir demikian. Sebaliknya, setiap kali setelah tiba di tepi perigi ini, saya akan selalu dengan penuh gembira berkata; Dalam kehampaan aku datang, namun dalam kelimpahan aku meninggalkan

Valerie Oliveriana

I wish I could tell you something to take it all away If only I could find the answer to help me understand Sometimes I wish I could save you And there’s so many things that I want you to know I won’t give up till it’s over, tell me you won’t give up Cause I’ll be waiting here if you fall, you know I’ll be there for you *save you-Simple Plan* Valerie, nama yang membuatku sangat membencinya. Terkadang ia membuatku bertanya-tanya untuk apa aku hidup? Atau mengapa aku harus mempunyai kakak seperti itu? Valerie dan sindrom asperger. Dua hal yang tak terpisahkan di pikiranku. Penyakit yang dideritanya sejak kecil itu membuat hidupku semakin ngilu. Bagaimana tidak? Setiap saat aku harus mengurusnya, seolah aku tak punya kehidupan selain dirinya dan penyakitnya. Begitu banyak waktuku tersita hanya untuk menunjukkan kepedulianku sebagai adik kepada kakak yang sakit. Tapi sampai kapan? Pedih rasanya harus menjadi baby sitter bagi Valerie, namun lebih perih lagi ketika aku membiarkannya tak berd

Menjaring Matahari

Senja ini begitu memukau rupanya, sinar mentari yang menghiasi Desa Segea, Maluku Utara. Capung yang terbang bebas di mega semesta, menari tarian bidadari jelita, dan menyanyi senandung simfoni milik ratu senja. Telah tampak, kabut alam yang melekat pada langit yang berhasil berubah menjadi jingga. Kini aku, Puri, Dian, Beta, Garuda, Mukhlis, Jundi dan Suryo. sedang duduk di atas Pohon Akasia, pohon impian kami. Untung-untung melepas lelah karena seharian penuh kami telah bekerja keras mencari uang. Mukhlis yang setiap harinya membawa gerobaknya, bekerja memungut sampah, Beta dan Garuda yang masih membawa gambus dan harmonikanya, mengamen di setiap tempat, dan sedangkan aku, Puri, Dian, Jundi, dan Suryo berjualan koran di jalanan. Tetapi, dengan terbatasnya kehidupan ekonomi kami, aku dan ketujuh sahabatku masih dapat bersekolah. Membangun mimpi. Kami selalu bersama, jua membangun persahabatan yang akan terpahat selamanya di benakku, menembus kalbu sedalam karya Tuhan yang tak pernah s